Tangisanku
Pernahkah
hidupmu selalu dilanda dengan derita?pasti setiap manusia pernah mengalami hal
itu.Namun disini pastinya masalahnya
berbeda dan cara mengatasinya pun berbeda.
Taukah
sobat,saat kamu mengalami hal yang menyakitkan saat ditinggal sosok sahabat
sejatimu?apa yang akan kamu lakukan?apakah akan menangis sejadi-jadinya?
Inilah kisahku sobat,perkenalkan kamu boleh panggilku
Salsa,aku masih sekolah tingkat SLTA,aku anak ke-2 dari 3 bersaudara,aku
tinggal diasrama ponpes Al Hikmah 2 Benda,Sirampog,Brebes.Diponpes aku
merasakan perubahan yang sangat banyak,mulai dari hal sekecil apapun,contah
saja belajar memahami hidup.Banyak pelajaran yang aku dapatkan disini ,disini
pula aku menemukan sahabat sejatiku,apakah kalian tahu perbedaanku dengannya
sangat jauh,mulai dari keadaan keluarga,fisik dan kemampuan akademik,namun
disini inilah sebuah arti sahabat.Saling memahami satu dengan yang lainnya,bias
menerima kekurangan dan jadikan kekurangan itu sebagai sumber kekuatan dalam
diri.
Masuk
pesantren baru pertama kalinya,dan membutuhkan waktu lama untuk
beradaptasi.Sakit hati hamper setiap hari,diolok-olok teman sekamar yang biasa
nakal.
“heh,,Salsa lagi ngapain kamu disitu,pergi sana gentian !”
“maaf aja,ini juga kamarku apa urusannya denganmu?”
Pertengkaran
yang sepele,apalagi masalahnya.Namun bias aja jadi masalah.
Siang itu aku pergi kemasjid menunggu shalat dzuhur
jama’ah,kebetulan hari itu hari libur,aku termenung dan hanya bias merasakan
hal itu sendiri,aku tak punya teman waktu itu,mungkin aku belum mampu untuk
beradaptasi.BSosok dari sebelah kananku bertanya
“de,kamu kenapa kok nangis?”
“hemmmmm,,,,(aku tersenyum)”
“kenapa?kamu santri baru yah,jangan nangis yah suatu saat
nanti kamu bakalan betah kok hidup disini!”
“makasih mba,”
Belum sempat
aku menanyakan nama mba itu,mbanya keburu pergi,ntah lah mungkin dia sebagai perantara
Allah untuk membantuku.Ucapan syukurpun aku lontarkan.
Hari-hariku
masih berjalan seperti biasanya malam,pagi pun sama,lebih tenang perasaan ini
kalau dimasjid.Menyendiri tanpa seseorang pun yang menemaniku.Itu bukan menjadi
masalah buatku.
“hay,,,,,”tiba-tiba sosok gadis mendekatiku
“hay juga,santri baru?”
“yah,,kamu juga?ngomong-ngmong kamu kenapa kok mata merah
gitu?
“hehe,ga napa-napa,kamu l;agi ngapain disini?(tanyaku
salting)
“kamu juga lagi ngapain disini?”
“ini tempatku kawan,,tempat yang dekatkan aku pada ilahi”
“sama yah,,eh,nama kamu siapa?”
“Salsa,kamu?”
“Azima,asal kamu mana?”
“Banyumas,kamu sih?”
“Tegal,”(kita saling berjabat tangan
Sempat
beberapa kali kami saling bertemu ditempat yang sama,hingga klama kelamaan kami
akrab,kita saling bertukar pikiran,walau sekolah kami berbeda,namun perbedaan
itu jadikan semangat untuk saling memahami.Keluh kesah selalu ada disetiap
hari-hariku.
Suatu hari
disaat aku mulai menyadari hal yang sangat berharga,yaitu menemukan sosok
sahabat seperti Azima,ada aja cobaan buatku.Setelah sekitar satu bulan lebih
aku akrab dengannya,tangisan yang selalu aku lihat dari Azima semakin
sering.Merasakan ketidak nyamanan yang luar biasa,menjadikan aku was-was untyuk
sesuatu yang akan terjadi.Ya Allah kuatkan lah aku,dan jauhkanlah aku dari
kabar buruk!hal itulah yang selalu aku minta.
Liburan
lebaran pun tiba,pulang yang hanya satu kali dalam sebulan pun dating,perasaan gembira akan bertemu
dengan sanak saudara.
“Az,,,jangan lupa balik lagi yah kesini!jangan pernah tak
kembali!”
“hemmm iah insyaallah”
“………..(aku hanya terdiam,mengerti apa yang akan dia lakukan
nanti”
“Salsa,,kamu harus balik lagi kesini yah!jangan lupa
oleh-olehnya!hahaha”
Kami pun
pergi kerumah masing-masing dengan perasaan gembira,sejenak melupakan keadaan
dipesantren.Hari pertamaku dirumah masih teringat akan kegiatan yang biasa aku
lakukan dengan Azimah dimasjid,bercanda,nangis bareng,sungguh sangat membekas
dihati.
“Salsa,,,,,,tambah gede aja nih?”Tanya teman-temanku dirumah
“haha,,bisa aja….masa tambah kecil?”jawabku
“kayaknya banyak kenalan nih disana”
“iah dong,,dari daerah manapun ada,Jakarta,karawang,Sumatra,Bengkulu
sampai Kalimantan pun ada.”
“idihh,,,,,ga sombong lah yauuuuu….hehheh”
Canda tawa
dirumah,dengan teman-teman,keluarga tidak akan selamanya.Berakhirlah sudah
20hari masa liburan idul fitri.Hari ini jadwalku kembali
keasramaku,dipesantrenku Al Hikmah tercinta,kembali meluruskan niat.
Sebenarnya berat untuk meninggalkan semua orang
dirumah,tangisan haru keluarga,teman mengantarkan aku kembali kepesantren,dan
aku pun tak bias menahan tangisan itu.
“Salsa,hati-hati dijalan,aku akan selalu merindukanmu!”kata
salah seorang temanku
“Nak,hati-hati yah,jaga keadaanmu,baik-baik disana”kata
eyang
Semua
bersalaman,hingga meneteskan beribu-ribu air mata,tiba saatnya aku bersalaman
dengan kedua orang tuaku
“mah,aku pamit,doakan aku,ridloi aku mah!”
“pasti nak,kamu akan menjadi orang yang sukses kalau ada
usaha,berdoa dan tawakal.ingat itu!”
Mendengar kata-kata
itu membuatku lemah untuk mengatakan sesuatu,tiba saatnya untuk bersalaman
dengan ayah tercinta
“pah,doakan aku,(aku tak bias menahan tangisanku),,,,,,”
“pasti nak..(ayahku memalingkan wajahnya)
Entah apa yang membuat ayhku melakukan hal itu,apakah dia ga
tega dengan aku yang akan jauh dari sanak saudara,terutama kedua orang tuaku,hati
ayah trerlalu lembut.
“Semuanya,aku pamit,,doakan aku!!!!”
“hati-hati,doaku menyertaimu”
Ya ALLAH
hanya tangisan yang aku lakukan saat itu,hingga sampai juga aku dipesantren,stok
air mata sepertinya masih tersedia.
Namun aku berusaha untuk sejenak menutup keadaanku,dan
kembaliu menjalankan apa yang harusnya aku jalankan,yaitu menjadi apa yang ada
pada diri ini.
Setelah
beberapa hari,aku mulai beradaptasi
lagi,bertemu dengan Azimah pun sering aku lakukan tentunya dimasjid.Aku ga
betah sobat kalu dikamar,belum bias nyatu hati ini.
Aktif,merupakan hal yang harus aku lakukan,sesuai dengan
keinginanku untuk selalu aktif dalam segala hal dan bermanfaat bagi
sesama.Sebagian kegiatan pun aku kuasai dan aku ikuti dengan prinsip istiqomah.
”Salsa,,,,,,”
”Salsa,,,,,,”
“ada yang manggil sepertinya”
“hey,,mau kemana?idih yang sibuk sampai lupa ma aku,”
“Azima,ga ko,aku ga mungkin lupa ma kamu,aku juga mau
latihan nih,ikut?”
“ah,,,ga ah,,aku mau telpon mamah.”
“telpon terus,,,,,,,hahaha”
“iah dong kangen ceritanya.”
“ya dah yah,,,bye”
Kegiatan
pun berjalan dengan lancar dan membawaku dalam suasana yang berbeda dari hari
kehari.
‘Huh cape,,,,”keluhku
“habis ngapain?”Tanya salah satu kakak kelasku
“biasa mba,latihan”
“oh,,semangat terus yah!”
“yah mba makasih”
Memang
namanya hidup dipesantren tak semua teman cuek,pastinya ada juga yang ramah.Aku
jadi merasa hidup ini begitu adil,walau terkadang aku merasakan tekanan batin
yang tak yahu dari mana arahnya.
Malam tlah
tiba,usai pengajian sentral aku istirahat,meluruskan badan dan pastinya tak
lupa berdoa untuk keselamatan diri.
Usai sudah
masa istirahatku,mimpi apa aku semalam?
“Salsa,kamu kenapa bangun tidur mikanya ancur gitu?”Tanya
seorang teman
“aku mimpi mba,tapi anehnya aku ga tahu arah mimpiku ga
jelas,aku takut ada hal yang akan terjadi nanti.Yang membuatku sakit,dan
dirundung kegelisahan.”
“ya allah sa,tenang aja,Allah maha adil kok,ok!”
“iah mba,aku mau shalat dulu yah mba,”
“iah,,shalat yah!”
Mimpi
itu,selalu membayangiku,Ya Allah kenapa denganku?aku selalu bertanya-tanya
sendiri.Namun semua ini ku jadikan motivasi untuk selalu menerima hidup ini apa
adanya.
Kegiatan
sekolah,pesantren,lapangan mulai aktif seperti biasanya,aku pun berusaha untuk
professional dalam semua kegiatan ku.Sepulang sekolah,aku biasa mempersiapkan
diri untuk kelapangan,sebelum ku pergi makan siang,usai makan siang tibalah
berkemas apa aja yang diperlukan,tiba-tiba
“assalamu’alaikum,Salsa?”
“yah,siapa masuk!”
“Nida,,”
“hey,,ada apa tumben,,”
“mau nanya sa,ada tugas ga besok?”
“sepertinya ga ada deh,emangnya kenapa?”
“hem,,ga ko,Tanya ajah,barang kali ada.ya udah yah,,pergi
dulu”
“yah…hati-hati..”
“Aneh bangeet,tiba-tiba dia datang,ga biasanya.seperti
ini,semoga ga ada apa-apa.”kataku dalam hati
Tanpa
berfikir panjang aku pun pergi keluar,dijalan aku bertemu dengan Azimah,yang
sepertinya sibuk sendiri bawa-bawa kasur
tidur.
“Az mau kemana bawa-bawa seperti itu?mau jemur dimana?”
“hem,nanti”
“hey,kamu kenapa”(tak ada jawaban)
Aku
lanjutkan perjalananku,namun ada yang tertinggal sepertinya,hingga langkahku
terhenti dan kembalui kekamarku.Sesampainya dikamar,Azimah datang dengan wajah
suram.
“Salsa,aku minta maaf yah,”
“kamu kenapa?(aku peluk dia)”
“aku mau pindah kerumah,sekolah dirumah juga.”
“(aku menangis,karena aku akan kehilangan satu sahabat yang
tercinta)kenapa Az?kenapa kamu tega ninggalin aku sendiri,kamu tega?”
“maafin aku,mungkin aku bukanlah yang terbaik untukmu,kamu
bisa kok bertahan disini tanpaku,kamu bias!!!!!”
“tapi….”(belum sempat ku ngomong,diputuskan pula)
“stttttsssssss,,aku yakin,kamu bias nertahan,sudahlah
ikhlaskan aku yah sa!”
“….baiklah,aku minta maafyah bila banyak salah sama
kamu,hati-hati ingat aku yah !”
“yah pasti itu,,(kita saling berpelukan)
Sungguh
menyakitkan hati ini,menyakitkanku dan hamper membuatku patah semangat untuk
bertahan dipesantren ini,tapi aku yakinkan diri ini,pesantren adalah yang
terbaik untukku.Aku pun yakin suatu saat nanti Allah akn memberikan hal yang
lebih baik dari hal-hal sebelumnya.
Seminggu
sudah,kepergian Azima,sedikit melupakan kesedihan ku,dan membuka hati untuk
orang lain,dan saat itu pula aku merasakan kedekatanku dengan Nida,anak
karawang,yang benar-benar terlihat perbedaannya denganku,mulai dari
fisik,keluarga dan keadaan yang terjadi.Dia satu kelas,namun beda
kamar.Perjalannan hidupku selalu ada yang menyemangati,yaitu dia,sosok yang
dewasa dan penuh dengan kasih saying,apalagi ke aku.
“Salsa…maen yuh!”
“kemana?”
“kerumahku!”
“idih,,,kamu,mau pulang kapan?ayo!”
“haha…nanti kalu lebaran,”
“yuck!tapi kayakanya nanti aja liburan akhir sekolah,tenang kan jadinya”
“hehe,,iyah.yah..ajarin aku masak yah1”
Dia tahu
semua tentang seluk beluk aku,mulai dari sifat burukku sampai dengan keadaan
keluargaku yang jauh dengannya.Mungkin saatm ini aku merasakan hal yang luar
biasa,menemukan sosok Nida yang sungguh beda dengan yang lainnya.
Saat
sekolah,sering curhat masalah yang sedang terjadi,bertukar pikiran,dan saling
memberikan motivasi,bercanda bareng ,menangis bareng,
“Da hari ini aku kangen sama keluarga”
“sa,apa yang membuat kamu kangen?”
“aku pengin membuat keluargaku,terutama orang tuaku
bahagia,dan bangga ma aku,tapi terkadang aku belajar disini hanya membuat
mereka kecewa,aku takut gagal da,aku harus gimana?”
“salsa,,,tatap aku!kamu liat apa kelebihanku dibanding
denganmu?apa ada?,kamu bisa melakukan apapun ko,dan pastinya ada
usaha,doa,tawakal!”
“pastinya,,kamu harus usaha terus,jangan putus asa sebelum
berusaha!aku selau ada untukmu!”
“da,apa kamu tahu?suatu hal yang sedang aku pikirkan selalin
itu?”
“cerita sa!jangan pernah menyembunyikan apapun,kita sahabat
ga ada yang harus ditutup-tutupin!”
“apa aku bias seperti kakakku?yang pinter,bias buat orang
tuaku bahagia?”
“kamu bvisa,semua manusia diciptakan mempunyai kemampuan
masing-masing”
“apa aku bias dapat beasiswa seperti kakakku,karena
prestasinya?”
Percakapan
belum selesai,tiba-tiba jam masuk berbunyi,lanjut nanti.Aku terfikirkan akan
semua hal itu,apa yang harus aku lakukan.
Ditengah-tengah KBM,ada selembar kertas jatuh tepat
dimejaku,aku buka
“sa,kamu jangan mikirin apa yang belum kamu usahakan,kamu
bias,kamu pasti bias,walaupun bukan menjadi kakakmu yang pandai dalam
akademik,kamu mungkin ahli dilain bidang,yakinlah”
Sungguh kata-kata itu membuatku terpanah dalam suatu tujuan
hidupku,suses bukanlah menjadi orang yang perna sukses,namun kesuksesan bias
datng dari usaha diri sendiri,Aku mulai menatap kedepan konsentrasi,dan
melakukan yang terbaik.
Usai sudah
sekolah,hari ini ada jadwal dilapangan,aku buru-buru pulang,
“da,maafyah aku duluan,,”
“yah…hati-hati,,semangat yah!”
‘aku harus
semangat,apapun yang terjadi yang penting aku usaha untuk menjadi sosok yang
selalu mengalami perubahan menjadi yang terbaik’.kalimat itu yang selalu aku
camkan dalam hati,agar aku bisa termotivasi dalam diri ini,bukan hanya dari
luar yang hanya sesaat.
Malam
itu,susah tidur,ntah apa yang aku pikirkan,ucapakan alhamdulilah ku selalu
lontarkan dari hati yang terdalam,bahwa aku mempunyai sahabat seperti Nida yang
melebihi Azima yang telah pergi.
Dua tahun
bersama dalam kelas yang sama pula,canda tawa pun selalu ada walau terkadang
aku lebih banyak merasakn kesedihan.Ya Allah apa aku manusia bodoh yang selalu
merepotkan orang tuaku?apa aku bukanlah sosok penghuni surgamu?jangan biarkan
itu terjadi !jadikanlah aku mengikuti jalan yang engkau ridloi…amin.
Hari ini
aku dijenguk ibu,rasanya setahun tak pernah jumpa,,air mata pun tertetes tak
terhitungkan,ungkapan maaf atas kegelisahanku aku ucapkan.
“kenapa tiba-tiba minta maaf nak?kamu ga salah,ibu seneng
kamu baik-baik disini.”
“(aku menangis tersedu-sedu) ibu maafkan aku,sakali lagi aku
minta maaf,mungkin aku bukanlah anakmu yang berbakti padamu”
“Ya Allah,nak-nak jangan merasa bersalah seperti itu!andai
kamu punya salah pun ibu udah maafin ko”
“tapi bu,dosa ku terlalu banyak,sampaikan maafku kebapak ya
bu.Aku sering kecewain ibu ma bapak”
“ya nak,bapak pun udah memaafkanmu”
Hanya sesal yang sering aku pikirkan,dan berusaha untyuk
memperbaiki semua hal itu,walau orang tuaku tak pernah tahu apa yang sedang aku
pikirkan,akan ketakutanku untuk gagal dan terjatuh,membuatku selalu merasa
bersalah.Namun semua hal yang sedang aku rasakan aku curhat keNida ,sahabat terbaikku yang selalu ada
saat ku butuhkan.
Walau
mungkin jarang bertemu namun rasa dekat antara aku dan dia begitu
terasa,seperti saudara sekandung.Usai sudah waktu ibu jenguk,saatnya kembali
kerumah,aku pun kembali melanjutkan aktifitasku seperti biasanya.
Disekolah,aku
biasa udah duduk dibangku bagian belakang menunggu kehadiran Nida,saat Nida
dating pun dia paham apa yang aku inginkan,pastinya dia mendekat,dan bertanya sesuatu dan membuka
pikiran lebar-lebar untuk memberikan saran.
“salsa,kamu anak yang baik,namun karena kebaikan kamu itu
kamu banyak terfikirkan hal-hal yang seharusnya tak kamu pikrkan”
“aku takuttttttt”
“kamu bias,kamu jadilah diri kamu sendiri,kamu tak harus
jadi kakak kamiu yang ahli bidang akademik,kamu bisa kalau kamu yakin bisa”
“(aku terdiam)aku bisa da??”
“yah,,kamu bisa,dan pasti bisa”
Aku hanya
bisa menangis tersedu-sedu,sampai teman sekelasku bingung melihat ku seperti
itu,Nida hanya memelukku dengan rasa kasih saying,saat itu aku merasakan hal
yang teramat sangat beruntung.Bisa dekat dengan sosok yang tlah lama aku
cari,aku berfikir,mungkin ini Allah yang mengganti Azima.Namun beda,Nida lebih
dari siapapun temanku.Sahabat bukan yang selalu ada disampingku,namun sahabat
tak bisa didefinisikan,hanya sahabat sejatilah yang memberikan seribu macam
pelajaran dan arti sahabat.
Hari-hariku
aku ubah dengan senyuman,walupun tak demikian dengan hatiku.
“ehemmm,,,,,,”
“siapa lagi,,”
“hahaha,,serius banget lagi liatin apa?”
‘Bayangin da bintang itu?aku bisa ga yah untuk
menggapainya?”
“kamu bisa,jangan mulai lagi deh,ngomongin yang laen aja,aku
ga mau kalau kamu nangis lagi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar