salsa

Selasa, 10 April 2012

Tangisanku


                                                            Tangisanku
            Pernahkah hidupmu selalu dilanda dengan derita?pasti setiap manusia pernah mengalami hal itu.Namun disini pastinya  masalahnya berbeda dan cara mengatasinya pun berbeda.
            Taukah sobat,saat kamu mengalami hal yang menyakitkan saat ditinggal sosok sahabat sejatimu?apa yang akan kamu lakukan?apakah akan menangis sejadi-jadinya?
Inilah kisahku sobat,perkenalkan kamu boleh panggilku Salsa,aku masih sekolah tingkat SLTA,aku anak ke-2 dari 3 bersaudara,aku tinggal diasrama ponpes Al Hikmah 2 Benda,Sirampog,Brebes.Diponpes aku merasakan perubahan yang sangat banyak,mulai dari hal sekecil apapun,contah saja belajar memahami hidup.Banyak pelajaran yang aku dapatkan disini ,disini pula aku menemukan sahabat sejatiku,apakah kalian tahu perbedaanku dengannya sangat jauh,mulai dari keadaan keluarga,fisik dan kemampuan akademik,namun disini inilah sebuah arti sahabat.Saling memahami satu dengan yang lainnya,bias menerima kekurangan dan jadikan kekurangan itu sebagai sumber kekuatan dalam diri.
            Masuk pesantren baru pertama kalinya,dan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.Sakit hati hamper setiap hari,diolok-olok teman sekamar yang biasa nakal.
“heh,,Salsa lagi ngapain kamu disitu,pergi sana gentian !”
“maaf aja,ini juga kamarku apa urusannya denganmu?”
            Pertengkaran yang sepele,apalagi masalahnya.Namun bias aja jadi masalah.
Siang itu aku pergi kemasjid menunggu shalat dzuhur jama’ah,kebetulan hari itu hari libur,aku termenung dan hanya bias merasakan hal itu sendiri,aku tak punya teman waktu itu,mungkin aku belum mampu untuk beradaptasi.BSosok dari sebelah kananku bertanya
“de,kamu kenapa kok nangis?”
“hemmmmm,,,,(aku tersenyum)”
“kenapa?kamu santri baru yah,jangan nangis yah suatu saat nanti kamu bakalan betah kok hidup disini!”
“makasih mba,”
            Belum sempat aku menanyakan nama mba itu,mbanya keburu pergi,ntah lah mungkin dia sebagai perantara Allah untuk membantuku.Ucapan syukurpun aku lontarkan.
            Hari-hariku masih berjalan seperti biasanya malam,pagi pun sama,lebih tenang perasaan ini kalau dimasjid.Menyendiri tanpa seseorang pun yang menemaniku.Itu bukan menjadi masalah buatku.
“hay,,,,,”tiba-tiba sosok gadis mendekatiku
“hay juga,santri baru?”
“yah,,kamu juga?ngomong-ngmong kamu kenapa kok mata merah gitu?
“hehe,ga napa-napa,kamu l;agi ngapain disini?(tanyaku salting)
“kamu juga lagi ngapain disini?”
“ini tempatku kawan,,tempat yang dekatkan aku pada ilahi”
“sama yah,,eh,nama kamu siapa?”
“Salsa,kamu?”
“Azima,asal kamu mana?”
“Banyumas,kamu sih?”
“Tegal,”(kita saling berjabat tangan
            Sempat beberapa kali kami saling bertemu ditempat yang sama,hingga klama kelamaan kami akrab,kita saling bertukar pikiran,walau sekolah kami berbeda,namun perbedaan itu jadikan semangat untuk saling memahami.Keluh kesah selalu ada disetiap hari-hariku.
            Suatu hari disaat aku mulai menyadari hal yang sangat berharga,yaitu menemukan sosok sahabat seperti Azima,ada aja cobaan buatku.Setelah sekitar satu bulan lebih aku akrab dengannya,tangisan yang selalu aku lihat dari Azima semakin sering.Merasakan ketidak nyamanan yang luar biasa,menjadikan aku was-was untyuk sesuatu yang akan terjadi.Ya Allah kuatkan lah aku,dan jauhkanlah aku dari kabar buruk!hal itulah yang selalu aku minta.
            Liburan lebaran pun tiba,pulang yang hanya satu kali dalam sebulan  pun dating,perasaan gembira akan bertemu dengan sanak saudara.
“Az,,,jangan lupa balik lagi yah kesini!jangan pernah tak kembali!”
“hemmm iah insyaallah”
“………..(aku hanya terdiam,mengerti apa yang akan dia lakukan nanti”
“Salsa,,kamu harus balik lagi kesini yah!jangan lupa oleh-olehnya!hahaha”
            Kami pun pergi kerumah masing-masing dengan perasaan gembira,sejenak melupakan keadaan dipesantren.Hari pertamaku dirumah masih teringat akan kegiatan yang biasa aku lakukan dengan Azimah dimasjid,bercanda,nangis bareng,sungguh sangat membekas dihati.
“Salsa,,,,,,tambah gede aja nih?”Tanya teman-temanku dirumah
“haha,,bisa aja….masa tambah kecil?”jawabku
“kayaknya banyak kenalan nih disana”
“iah dong,,dari daerah manapun ada,Jakarta,karawang,Sumatra,Bengkulu sampai Kalimantan pun ada.”
“idihh,,,,,ga sombong lah yauuuuu….hehheh”
            Canda tawa dirumah,dengan teman-teman,keluarga tidak akan selamanya.Berakhirlah sudah 20hari masa liburan idul fitri.Hari ini jadwalku kembali keasramaku,dipesantrenku Al Hikmah tercinta,kembali meluruskan niat.
Sebenarnya berat untuk meninggalkan semua orang dirumah,tangisan haru keluarga,teman mengantarkan aku kembali kepesantren,dan aku pun tak bias menahan tangisan itu.
“Salsa,hati-hati dijalan,aku akan selalu merindukanmu!”kata salah seorang temanku
“Nak,hati-hati yah,jaga keadaanmu,baik-baik disana”kata eyang
            Semua bersalaman,hingga meneteskan beribu-ribu air mata,tiba saatnya aku bersalaman dengan kedua orang tuaku
“mah,aku pamit,doakan aku,ridloi aku mah!”
“pasti nak,kamu akan menjadi orang yang sukses kalau ada usaha,berdoa dan tawakal.ingat itu!”
 Mendengar kata-kata itu membuatku lemah untuk mengatakan sesuatu,tiba saatnya untuk bersalaman dengan ayah tercinta
“pah,doakan aku,(aku tak bias menahan tangisanku),,,,,,”
“pasti nak..(ayahku memalingkan wajahnya)
Entah apa yang membuat ayhku melakukan hal itu,apakah dia ga tega dengan aku yang akan jauh dari sanak saudara,terutama kedua orang tuaku,hati ayah trerlalu lembut.
“Semuanya,aku pamit,,doakan aku!!!!”
“hati-hati,doaku menyertaimu”
            Ya ALLAH hanya tangisan yang aku lakukan saat itu,hingga sampai juga aku dipesantren,stok air mata sepertinya masih tersedia.
Namun aku berusaha untuk sejenak menutup keadaanku,dan kembaliu menjalankan apa yang harusnya aku jalankan,yaitu menjadi apa yang ada pada diri ini.
            Setelah beberapa hari,aku  mulai beradaptasi lagi,bertemu dengan Azimah pun sering aku lakukan tentunya dimasjid.Aku ga betah sobat kalu dikamar,belum bias nyatu hati ini.
Aktif,merupakan hal yang harus aku lakukan,sesuai dengan keinginanku untuk selalu aktif dalam segala hal dan bermanfaat bagi sesama.Sebagian kegiatan pun aku kuasai dan aku ikuti dengan prinsip istiqomah.
”Salsa,,,,,,”
“ada yang manggil sepertinya”
“hey,,mau kemana?idih yang sibuk sampai lupa ma aku,”
“Azima,ga ko,aku ga mungkin lupa ma kamu,aku juga mau latihan nih,ikut?”
“ah,,,ga ah,,aku mau telpon mamah.”
“telpon terus,,,,,,,hahaha”
“iah dong kangen ceritanya.”
“ya dah yah,,,bye”
            Kegiatan pun berjalan dengan lancar dan membawaku dalam suasana yang berbeda dari hari kehari.

‘Huh cape,,,,”keluhku
“habis ngapain?”Tanya salah satu kakak kelasku
“biasa mba,latihan”
“oh,,semangat terus yah!”
“yah mba makasih”
            Memang namanya hidup dipesantren tak semua teman cuek,pastinya ada juga yang ramah.Aku jadi merasa hidup ini begitu adil,walau terkadang aku merasakan tekanan batin yang tak yahu dari mana arahnya.
            Malam tlah tiba,usai pengajian sentral aku istirahat,meluruskan badan dan pastinya tak lupa berdoa untuk keselamatan diri.
            Usai sudah masa istirahatku,mimpi apa aku semalam?
“Salsa,kamu kenapa bangun tidur mikanya ancur gitu?”Tanya seorang teman
“aku mimpi mba,tapi anehnya aku ga tahu arah mimpiku ga jelas,aku takut ada hal yang akan terjadi nanti.Yang membuatku sakit,dan dirundung kegelisahan.”
“ya allah sa,tenang aja,Allah maha adil kok,ok!”
“iah mba,aku mau shalat dulu yah mba,”
“iah,,shalat yah!”
            Mimpi itu,selalu membayangiku,Ya Allah kenapa denganku?aku selalu bertanya-tanya sendiri.Namun semua ini ku jadikan motivasi untuk selalu menerima hidup ini apa adanya.
            Kegiatan sekolah,pesantren,lapangan mulai aktif seperti biasanya,aku pun berusaha untuk professional dalam semua kegiatan ku.Sepulang sekolah,aku biasa mempersiapkan diri untuk kelapangan,sebelum ku pergi makan siang,usai makan siang tibalah berkemas apa aja yang diperlukan,tiba-tiba
“assalamu’alaikum,Salsa?”
“yah,siapa masuk!”
“Nida,,”
“hey,,ada apa tumben,,”
“mau nanya sa,ada tugas ga besok?”
“sepertinya ga ada deh,emangnya kenapa?”
“hem,,ga ko,Tanya ajah,barang kali ada.ya udah yah,,pergi dulu”
“yah…hati-hati..”
“Aneh bangeet,tiba-tiba dia datang,ga biasanya.seperti ini,semoga ga ada apa-apa.”kataku dalam hati
            Tanpa berfikir panjang aku pun pergi keluar,dijalan aku bertemu dengan Azimah,yang sepertinya  sibuk sendiri bawa-bawa kasur tidur.
“Az mau kemana bawa-bawa seperti itu?mau jemur dimana?”
“hem,nanti”
“hey,kamu kenapa”(tak ada jawaban)
            Aku lanjutkan perjalananku,namun ada yang tertinggal sepertinya,hingga langkahku terhenti dan kembalui kekamarku.Sesampainya dikamar,Azimah datang dengan wajah suram.
“Salsa,aku minta maaf yah,”
“kamu kenapa?(aku peluk dia)”
“aku mau pindah kerumah,sekolah dirumah juga.”
“(aku menangis,karena aku akan kehilangan satu sahabat yang tercinta)kenapa Az?kenapa kamu tega ninggalin aku sendiri,kamu tega?”
“maafin aku,mungkin aku bukanlah yang terbaik untukmu,kamu bisa kok bertahan disini tanpaku,kamu bias!!!!!”
“tapi….”(belum sempat ku ngomong,diputuskan pula)
“stttttsssssss,,aku yakin,kamu bias nertahan,sudahlah ikhlaskan aku yah sa!”
“….baiklah,aku minta maafyah bila banyak salah sama kamu,hati-hati ingat aku yah !”
“yah pasti itu,,(kita saling berpelukan)
            Sungguh menyakitkan hati ini,menyakitkanku dan hamper membuatku patah semangat untuk bertahan dipesantren ini,tapi aku yakinkan diri ini,pesantren adalah yang terbaik untukku.Aku pun yakin suatu saat nanti Allah akn memberikan hal yang lebih baik dari hal-hal sebelumnya.
            Seminggu sudah,kepergian Azima,sedikit melupakan kesedihan ku,dan membuka hati untuk orang lain,dan saat itu pula aku merasakan kedekatanku dengan Nida,anak karawang,yang benar-benar terlihat perbedaannya denganku,mulai dari fisik,keluarga dan keadaan yang terjadi.Dia satu kelas,namun beda kamar.Perjalannan hidupku selalu ada yang menyemangati,yaitu dia,sosok yang dewasa dan penuh dengan kasih saying,apalagi ke aku.
“Salsa…maen yuh!”
“kemana?”
“kerumahku!”
“idih,,,kamu,mau pulang kapan?ayo!”
“haha…nanti kalu lebaran,”
“yuck!tapi kayakanya nanti aja liburan akhir sekolah,tenang kan jadinya”
“hehe,,iyah.yah..ajarin aku masak yah1”
            Dia tahu semua tentang seluk beluk aku,mulai dari sifat burukku sampai dengan keadaan keluargaku yang jauh dengannya.Mungkin saatm ini aku merasakan hal yang luar biasa,menemukan sosok Nida yang sungguh beda dengan yang lainnya.
            Saat sekolah,sering curhat masalah yang sedang terjadi,bertukar pikiran,dan saling memberikan motivasi,bercanda bareng ,menangis bareng,
“Da hari ini aku kangen sama keluarga”
“sa,apa yang membuat kamu kangen?”
“aku pengin membuat keluargaku,terutama orang tuaku bahagia,dan bangga ma aku,tapi terkadang aku belajar disini hanya membuat mereka kecewa,aku takut gagal da,aku harus gimana?”
“salsa,,,tatap aku!kamu liat apa kelebihanku dibanding denganmu?apa ada?,kamu bisa melakukan apapun ko,dan pastinya ada usaha,doa,tawakal!”
“pastinya,,kamu harus usaha terus,jangan putus asa sebelum berusaha!aku selau ada untukmu!”
“da,apa kamu tahu?suatu hal yang sedang aku pikirkan selalin itu?”
“cerita sa!jangan pernah menyembunyikan apapun,kita sahabat ga ada yang harus ditutup-tutupin!”
“apa aku bias seperti kakakku?yang pinter,bias buat orang tuaku bahagia?”
“kamu bvisa,semua manusia diciptakan mempunyai kemampuan masing-masing”
“apa aku bias dapat beasiswa seperti kakakku,karena prestasinya?”
            Percakapan belum selesai,tiba-tiba jam masuk berbunyi,lanjut nanti.Aku terfikirkan akan semua hal itu,apa yang harus aku lakukan.
Ditengah-tengah KBM,ada selembar kertas jatuh tepat dimejaku,aku buka
“sa,kamu jangan mikirin apa yang belum kamu usahakan,kamu bias,kamu pasti bias,walaupun bukan menjadi kakakmu yang pandai dalam akademik,kamu mungkin ahli dilain bidang,yakinlah
Sungguh kata-kata itu membuatku terpanah dalam suatu tujuan hidupku,suses bukanlah menjadi orang yang perna sukses,namun kesuksesan bias datng dari usaha diri sendiri,Aku mulai menatap kedepan konsentrasi,dan melakukan yang terbaik.
            Usai sudah sekolah,hari ini ada jadwal dilapangan,aku buru-buru pulang,
“da,maafyah aku duluan,,”
“yah…hati-hati,,semangat yah!”
            ‘aku harus semangat,apapun yang terjadi yang penting aku usaha untuk menjadi sosok yang selalu mengalami perubahan menjadi yang terbaik’.kalimat itu yang selalu aku camkan dalam hati,agar aku bisa termotivasi dalam diri ini,bukan hanya dari luar yang hanya sesaat.
            Malam itu,susah tidur,ntah apa yang aku pikirkan,ucapakan alhamdulilah ku selalu lontarkan dari hati yang terdalam,bahwa aku mempunyai sahabat seperti Nida yang melebihi Azima yang telah pergi.
            Dua tahun bersama dalam kelas yang sama pula,canda tawa pun selalu ada walau terkadang aku lebih banyak merasakn kesedihan.Ya Allah apa aku manusia bodoh yang selalu merepotkan orang tuaku?apa aku bukanlah sosok penghuni surgamu?jangan biarkan itu terjadi !jadikanlah aku mengikuti jalan yang engkau ridloi…amin.
            Hari ini aku dijenguk ibu,rasanya setahun tak pernah jumpa,,air mata pun tertetes tak terhitungkan,ungkapan maaf atas kegelisahanku aku ucapkan.
“kenapa tiba-tiba minta maaf nak?kamu ga salah,ibu seneng kamu baik-baik disini.”
“(aku menangis tersedu-sedu) ibu maafkan aku,sakali lagi aku minta maaf,mungkin aku bukanlah anakmu yang berbakti padamu”
“Ya Allah,nak-nak jangan merasa bersalah seperti itu!andai kamu punya salah pun ibu udah maafin ko”
“tapi bu,dosa ku terlalu banyak,sampaikan maafku kebapak ya bu.Aku sering kecewain ibu ma bapak”
“ya nak,bapak pun udah memaafkanmu”
Hanya sesal yang sering aku pikirkan,dan berusaha untyuk memperbaiki semua hal itu,walau orang tuaku tak pernah tahu apa yang sedang aku pikirkan,akan ketakutanku untuk gagal dan terjatuh,membuatku selalu merasa bersalah.Namun semua hal yang sedang aku rasakan aku curhat  keNida ,sahabat terbaikku yang selalu ada saat ku butuhkan.
            Walau mungkin jarang bertemu namun rasa dekat antara aku dan dia begitu terasa,seperti saudara sekandung.Usai sudah waktu ibu jenguk,saatnya kembali kerumah,aku pun kembali melanjutkan aktifitasku seperti biasanya.
            Disekolah,aku biasa udah duduk dibangku bagian belakang menunggu kehadiran Nida,saat Nida dating pun dia paham apa yang aku inginkan,pastinya dia  mendekat,dan bertanya sesuatu dan membuka pikiran lebar-lebar untuk memberikan saran.
“salsa,kamu anak yang baik,namun karena kebaikan kamu itu kamu banyak terfikirkan hal-hal yang seharusnya tak kamu pikrkan”
“aku takuttttttt”
“kamu bias,kamu jadilah diri kamu sendiri,kamu tak harus jadi kakak kamiu yang ahli bidang akademik,kamu bisa kalau kamu yakin bisa”
“(aku terdiam)aku bisa da??”
“yah,,kamu bisa,dan pasti bisa”
            Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu,sampai teman sekelasku bingung melihat ku seperti itu,Nida hanya memelukku dengan rasa kasih saying,saat itu aku merasakan hal yang teramat sangat beruntung.Bisa dekat dengan sosok yang tlah lama aku cari,aku berfikir,mungkin ini Allah yang mengganti Azima.Namun beda,Nida lebih dari siapapun temanku.Sahabat bukan yang selalu ada disampingku,namun sahabat tak bisa didefinisikan,hanya sahabat sejatilah yang memberikan seribu macam pelajaran dan arti sahabat.
            Hari-hariku aku ubah dengan senyuman,walupun tak demikian dengan hatiku.
“ehemmm,,,,,,”
“siapa lagi,,”
“hahaha,,serius banget lagi liatin apa?”
‘Bayangin da bintang itu?aku bisa ga yah untuk menggapainya?”
“kamu bisa,jangan mulai lagi deh,ngomongin yang laen aja,aku ga mau kalau kamu nangis lagi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar