Sapa seh yang gak mau
menjalani hidup ini dengan tenang dan damai. Kita selalu mengharapkan kenyaman
hidup. Hidup tanpa masalah. Semua nya berjalan lancar seperti yang kita
harapkan. Setiap hari mendambakan kebahagiaan. Hidup tenang seperti air yang
tenang. Akan tetapi, hal seperti yang diatas itu tidak ada. Realita nya adalah
hidup adalah masalah. Masalah dalam hidup seperti ombak yang ada di pantai.
Selalu menerjang ke daratan. Tidak perlu berkecil hati. Yang harus kita
percayai adalah semua masalah dan tekanan hidup pasti masih dalam kemampuan
kita. Tuhan pasti tidak akan mencoba hambanya diluar kemampuannya. Semua
masalah harus kita usahakan pemecahaannya , tidak boleh menyerah.
Wah kayaknya ini dia
yang sangat susah di jalankan di kehidupan sehari-hari. Saya sendiri masih
selalu untuk belajar mempraktekkannya. Apa yang Anda pikirkan saat melihat
seseorang yang selalu tersenyum dan selalu melihat segala sesuatu dengan sisi
positif ?Pasti Anda akan bertanya-tanya bagaimana orang itu terlihat tenang
tanpa terpengaruh gejolak dunia..kesemrawutan dunia. Sebenarnya kita semua bisa
mendapatkan ketenangan seperti itu. Pada dasarnya kehidupan bebas masalah
tergantung pada bagaimana kita mengatasi segala rintangan yang ada di jalan
kita. Semua hanya tentang pilihan bagaimana kita menangani sebuah masalah.
Dalam perkembangan
hidupnya, manusia seringkali berhadapan dengan berbagai masalah yang
mengatasinya berat. Akibatnya timbul kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan,
bahkan tidak sedikit manusia yang akhirnya kalap sehingga melakukan
tindakan-tindakan yang semula dianggap tidak mungkin dilakukannya, baik
melakukan kejahatan terhadap orang lain seperti banyak terjadi kasus pembunuhan
termasuk pembunuhan terhadap anggota keluarga sendiri maupun melakukan
kejahatan terhadap diri sendiri seperti meminum minuman keras dan obat-obat
terlarang hingga tindakan bunuh diri.
Oleh karena itu,
ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup ini yang terasa
kian berat dihadapinya. Itu sebabnya, setiap orang ingin memiliki ketenangan
jiwa. Dengan jiwa yang tenang kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan
benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Untuk bisa menggapai
ketenangan jiwa, banyak orang yang mencapainya dengan cara-cara yang tidak
Islami, sehingga bukan ketengan jiwa yang didapat tapi malah membawa
kesemrautan dalam jiwanya itu. Untuk itu, secara tersurat, Al-Qur'an
menyebutkan beberapa kiat praktis.
1. Dzikrullah
1. Dzikrullah
Dzikir kepada Allah
Swt merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam arti
selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan
menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Bila
seseorang menyebut nama Allah, memang ketenangan jiwa akan diperolehnya. Ketika
berada dalam ketakutan lalu berdzikir dalam bentuk menyebut ta'awudz (mohon
perlindungan Allah), dia menjadi tenang. Ketika berbuat dosa lalu berdzikir
dalam bentuk menyebut kalimat istighfar atau taubat, dia menjadi tenang kembali
karena merasa telah diampuni dosa-dosanya itu. Ketika mendapatkan kenikmatan
yang berlimpah lalu dia berdzikir dengan menyebut hamdalah, maka dia akan
meraih ketenangan karena dapat memanfaatkannya dengan baik dan begitulah
seterusnya sehingga dengan dzikir, ketenangan jiwa akan diperoleh seorang muslim,
Allah berfirman yang artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allahlah hati menjadi tentram". (13:28).
Untuk mencapai ketenangan jiwa, dzikir tidak hanya dilakukan dalam bentuk menyebut nama Allah, tapi juga dzikir dengan hati dan perbuatan. Karena itu, seorang mu'min selalu berdzikir kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik duduk, berdiri maupun berbaring.
2.
Yakin Akan Pertolongan Allah
Dalam
hidup dan perjuangan, seringkali banyak kendala, tantangan dan hambatan yang
harus dihadapi, adanya hal-hal itu seringkali membuat manusia menjadi tidak
tenang yang membawa pada perasaan takut yang selalu menghantuinya.
Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang menjalani kehidupan
menjadi berputus asa dan bagi yang berjuang menjadi takluk bahkan berkhianat.
Oleh
karena itu, agar hati tetap tenang dalam perjuangan menegakkan agama Allah dan
dalam menjalani kehidupan yang sesulit apapun, seorang muslim harus yakin
dengan adanya pertolongan Allah dan dia juga harus yakin bahwa pertolongan
Allah itu tidak hanya diberikan kepada orang-orang yang terdahulu, tapi juga
untuk orang sekarang dan pada masa mendatang, Allah berfirman yang artinya:
"Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai
khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan
kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
(3:126, lihat juga QS 8:10).
Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para Nabi dan generasi sahabat dimasa Rasulullah Saw, maka sekarangpun kita harus yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat kita menjadi tenang dalam hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila seorang muslim telah mencapai kesulitan yang sangat atau dipuncak kesulitan sehingga kalau diumpamakan seperti jalan, maka jalan itu sudah buntu dan mentok. Dengan keyakinan seperti ini, seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan karena memang pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat, Allah berfirman yang artinya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman: "bilakah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (QS 2:214).
Dengan memperhatikan betapa banyak bentuk pertolongan yang diberikan Allah kepada para Nabi dan generasi sahabat dimasa Rasulullah Saw, maka sekarangpun kita harus yakin akan kemungkinan memperoleh pertolongan Allah itu dan ini membuat kita menjadi tenang dalam hidup ini. Namun harus kita ingat bahwa pertolongan Allah itu seringkali baru datang apabila seorang muslim telah mencapai kesulitan yang sangat atau dipuncak kesulitan sehingga kalau diumpamakan seperti jalan, maka jalan itu sudah buntu dan mentok. Dengan keyakinan seperti ini, seorang muslim tidak akan pernah cemas dalam menghadapi kesulitan karena memang pada hakikatnya pertolongan Allah itu dekat, Allah berfirman yang artinya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman: "bilakah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (QS 2:214).
3. Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah
Kecemasan
dan ketidaktenangan jiwa adalah karena manusia seringkali terlalu merasa yakin
dengan kemampuan dirinya, akibatnya kalau ternyata dia merasakan kelemahan pada
dirinya, dia menjadi takut dan tidak tenang, tapi kalau dia selalu
memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah dia akan menjadi yakin sehingga
membuat hatinya menjadi tentram, hal ini karena dia sadari akan besarnya
kekuasaan Allah yang tidak perlu dicemasi, tapi malah untuk dikagumi. Allah
berfirman yang artinya: "Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: "Ya
Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati".
Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku
telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tenang (tetap mantap dengan
imanku)". Allah berfirman: ("kalau begitu) ambillah empat ekor
burung, lalu cincanglah, kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu
satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana". (QS 2:260).
4.
Bersyukur
Allah
Swt memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak. Kenikmatan
itu harus kita syukuri karena dengan bersyukur kepada Allah akan membuat hati
menjadi tenang, hal ini karena dengan bersyukur, kenikmatan itu akan bertambah
banyak, baik banyak dari segi jumlah ataupun minimal terasa banyaknya. Tapi
kalau tidak bersyukur, kenikmatan yang Allah berikan itu kita anggap sebagai
sesuatu yang tidak ada artinya dan meskipun jumlahnya banyak kita merasakan
sebagai sesuatu yang sedikit.
Apabila manusia tidak bersyukur, maka Allah memberikan azab yang membuat mereka menjadi tidak tenang, Allah berfirman yang artinya: "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (QS 16:112).
Apabila manusia tidak bersyukur, maka Allah memberikan azab yang membuat mereka menjadi tidak tenang, Allah berfirman yang artinya: "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat". (QS 16:112).
5.
Tilawah, Tasmi' dan tadabbur Al-Qur'an
Al-Qur'an
adalah kitab yang berisi sebaik-baik perkataan, diturunkan pada bulan suci
Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, karenanya orang yang membaca (tilawah),
mendengar bacaan (tasmi') dan mengkaji (tadabbur) ayat-ayat suci Al-Qur'an
niscaya menjadi tenang hatinya, manakala dia betul-betul beriman kepada Allah
Swt, Allah berfirman yang artinya: "Allah telah menurunkan perkataan yang
baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhanya, kemudian menjadi
tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.Itulah
petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk
baginya". (QS 39:23).
Oleh
karena itu, sebagai mu'min, interaksi kita dengan al-Qur'an haruslah sebaik
mungkin, baik dalam bentuk membaca, mendengar bacaan, mengkaji dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manakala interaksi kita terhadap
Al-Qur'an sudah baik, maka mendengar bacaan Al-Qur'an saja sudah membuat
keimanan kita bertambah kuat yang berarti lebih dari sekedar ketenangan jiwa,
Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal". (QS 8:2).
Dengan
berbekal jiwa yang tenang itulah, seorang muslim akan mampu menjalani
kehidupannya secara baik, sebab baik dan tidak sesuatu seringkali berpangkal
dari persoalan mental atau jiwa. Karena itu, Allah Swt memanggil orang yang
jiwanya tenang untuk masuk ke dalam syurga-Nya, Allah berfirman yang artinya:
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke
dalam syurga-Ku". (QS 89:27-30).
Akhirnya,
menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memantapkan ketenangan dalam jiwa
kita masing-masing sehingga kehidupan ini dapat kita jalani dengan
sebaik-baiknya. SEMOGA BERMANFAAT AM